Dampak Ketunarunguan Bagi yang Mengalaminya
Dampak Ketunarunguan Bagi yang Mengalaminya- Tunarungu atau yang disebut juga anak dengan hambatan pendengaran (children with hearing impairment) adalah anak/ orang yang mengalami hilangannya fungsi dengar baik itu terjadi pada masa kehamilan, saat melahirkan, maupun setelah melahirkan yang mengakibatkan anak/ orang tersebut tidak dapat menerima informasi melalui sensori pendengarannya. Tentu saja ada dampak tersendiri bahkan akan terbentuknya dampak yang saling berkaitan dengan fungsi indera yang lain akibat hilangnya fungsi dengar seseorang.
Hal pertama yang sangat kita ketahui dampak dari ketunarunguan itu yaitu hilangnya fungsi dengar seseorang karena alat dengarnya mengalami gangguan. Akan tetapi hilangnya fungsi dengar tersebut ternyata berdampak lain bagi perkembangan komunikasinya (orang yang mengalami ketunarunguan) yaitu mereka akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Artinya, sebelum seseorang berkomunikasi, yang perlu dimiliki seseorang tersebut adalah kemampuan bahasa (bahasa ekspresif dan reseptif). Bahasa ekspresif adalah bahasa yang terucap melalui gerakan tubuh ataupun organ oralnya, maksudnya bahasa ekspresif ini adalah bentuk bahasa yang dikeluarkan oleh seserang seperti berbicara (mengeluarkan suara melalui organ oralnya), gerak tubuh (menggeleng, mengangguk, dan sebagainya). Bahasa reseptif adalah bentuk pemahaman seseorang terhadap sesuatu, baik itu paham akan instruki, larangan, ajakan dan sebagainya. Untuk memiliki kemampuan bahasa ekspresif yang baik, maka harus melalui proses mengimitasi terlebih dahulu. Seperti mengimitasi suara yang kita peroleh dari apa yang kita dengarkan kemudian mencoba diucapkan melalui organ oral, Namun, untuk anak yang mengalami ketunarunguan mengimitasi apa yang mereka dengar dan mengucapkan kembali apa yang mereka dengar melalui mulutnya mengalami kesulitan. Secara umum, proses tersebut tidak mereka lewati, disebabkan oleh tidak masuknya informasi melalui indera pendengaran.
Tidak hanya itu, ketika kemampuan berkomunikasi tidak mereka miliki sepenuhnya maka akan berdampak lagi pada perkembangan kognitifnya. Kognitif akan berkembang dengan baik apabila semua pintu informasi melalui sensori pendengaran, sensori penglihatan dan yang lainnya bekerja dengan baik. Lain halnya dengan mereka yang mengalami ketunarunguan, karena satu pintu informasi mereka tidak berfungsi dengan baik yaitu sensori pendengaran maka kognitif merekapun tidak dapat berkembang dengan maksimal. Tetapi, perkembangn kognitif ini dapat dipacu dengan melatih dan menstimulasi sensori- sensori lain yang masih berfungsi dengan baik, akan tetapi membutuhkan waktu yang memang sedikit agak lama.
Ketika kognitif tidak berkembang dengan maksimal maka akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar. Orang yang mengalami ketunarunguan, akan sulit dalam mempersepsikan maksud orang lain, begitu juga pesan/ materi yang disampaikan oleh guru. Ketika pesan yang ingin disampaikan kepada mereka tidak dengan cara yang khusus maka akan sulit bagi mereka untuk mempersepsikannya, sehingga apa yang disampaikan tidak secara utuh dapat diterima dengan baik bagi anak.
Apa dampaknya jika seseorang mengalami prestasi belajar yang rendah? Yang akan terjadi yaitu terhambatnya perkembangan sosial. Seperti munculnya rasa malu, tidak percaya diri, khawatir dalam bergaul dan sebagainya. Mereka akan cenderung malu ketika tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah yang sulit ataupun prustasi.
Penjelasan yang lebih konkret, marilah kita lihat bagan di bawah ini. Bagan tersebut menjelaskan dampak ketunarunguan yang kait mengait:
Jadi sangat banyak dampak yang akan muncul akibat ketunarunguan. Akan tetapi semua itu dapat diminimize dengan baik apabila pembelajaran yang diberikan kepada mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Mempersiapkan pendidik untuk dapat memutuskan akan menggunakan metode oral, metode isyarat ataupun komtal dalam berkomunikasi kepada mereka adalah pilihan baik. Hanya perlu konsistensi dalam melakukan semua itu. Semangat para guru anak berkebutuhan khusus !
Hal pertama yang sangat kita ketahui dampak dari ketunarunguan itu yaitu hilangnya fungsi dengar seseorang karena alat dengarnya mengalami gangguan. Akan tetapi hilangnya fungsi dengar tersebut ternyata berdampak lain bagi perkembangan komunikasinya (orang yang mengalami ketunarunguan) yaitu mereka akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Artinya, sebelum seseorang berkomunikasi, yang perlu dimiliki seseorang tersebut adalah kemampuan bahasa (bahasa ekspresif dan reseptif). Bahasa ekspresif adalah bahasa yang terucap melalui gerakan tubuh ataupun organ oralnya, maksudnya bahasa ekspresif ini adalah bentuk bahasa yang dikeluarkan oleh seserang seperti berbicara (mengeluarkan suara melalui organ oralnya), gerak tubuh (menggeleng, mengangguk, dan sebagainya). Bahasa reseptif adalah bentuk pemahaman seseorang terhadap sesuatu, baik itu paham akan instruki, larangan, ajakan dan sebagainya. Untuk memiliki kemampuan bahasa ekspresif yang baik, maka harus melalui proses mengimitasi terlebih dahulu. Seperti mengimitasi suara yang kita peroleh dari apa yang kita dengarkan kemudian mencoba diucapkan melalui organ oral, Namun, untuk anak yang mengalami ketunarunguan mengimitasi apa yang mereka dengar dan mengucapkan kembali apa yang mereka dengar melalui mulutnya mengalami kesulitan. Secara umum, proses tersebut tidak mereka lewati, disebabkan oleh tidak masuknya informasi melalui indera pendengaran.
Tidak hanya itu, ketika kemampuan berkomunikasi tidak mereka miliki sepenuhnya maka akan berdampak lagi pada perkembangan kognitifnya. Kognitif akan berkembang dengan baik apabila semua pintu informasi melalui sensori pendengaran, sensori penglihatan dan yang lainnya bekerja dengan baik. Lain halnya dengan mereka yang mengalami ketunarunguan, karena satu pintu informasi mereka tidak berfungsi dengan baik yaitu sensori pendengaran maka kognitif merekapun tidak dapat berkembang dengan maksimal. Tetapi, perkembangn kognitif ini dapat dipacu dengan melatih dan menstimulasi sensori- sensori lain yang masih berfungsi dengan baik, akan tetapi membutuhkan waktu yang memang sedikit agak lama.
Ketika kognitif tidak berkembang dengan maksimal maka akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar. Orang yang mengalami ketunarunguan, akan sulit dalam mempersepsikan maksud orang lain, begitu juga pesan/ materi yang disampaikan oleh guru. Ketika pesan yang ingin disampaikan kepada mereka tidak dengan cara yang khusus maka akan sulit bagi mereka untuk mempersepsikannya, sehingga apa yang disampaikan tidak secara utuh dapat diterima dengan baik bagi anak.
Apa dampaknya jika seseorang mengalami prestasi belajar yang rendah? Yang akan terjadi yaitu terhambatnya perkembangan sosial. Seperti munculnya rasa malu, tidak percaya diri, khawatir dalam bergaul dan sebagainya. Mereka akan cenderung malu ketika tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah yang sulit ataupun prustasi.
Penjelasan yang lebih konkret, marilah kita lihat bagan di bawah ini. Bagan tersebut menjelaskan dampak ketunarunguan yang kait mengait:
Jadi sangat banyak dampak yang akan muncul akibat ketunarunguan. Akan tetapi semua itu dapat diminimize dengan baik apabila pembelajaran yang diberikan kepada mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Mempersiapkan pendidik untuk dapat memutuskan akan menggunakan metode oral, metode isyarat ataupun komtal dalam berkomunikasi kepada mereka adalah pilihan baik. Hanya perlu konsistensi dalam melakukan semua itu. Semangat para guru anak berkebutuhan khusus !
Post a Comment for "Dampak Ketunarunguan Bagi yang Mengalaminya"